"power point sebagai salah satu penyebab menurunnya kecerdasan".
Kutipan diatas saya temukan dalam salah satu artikel koran online. Karena ragu dengan isi artikelnya, saya pun mencari sumber aslinya dan ketemulah artikel ini:
http://www.nytimes.com/2010/04/27/world/27powerpoint.html?fb_ref=Default
Memang benar bahwa US Army memberi perhatian serius pada wacana ini. Tetapi sepanjang yang saya baca (dengan pemahaman bhs Inggris yg terbatas), saya tidak menemukan bahwa wacana ini merupakan hasil penelitian sebagaimana diulas dalam koran online tadi. Sebaliknya, wacana ini justru berasal dari "candaan" mereka ttg sulitnya memahami slide dengan diagram dynamic system thinking sehingga bagi mereka: jika sudah bisa memahami slide sama saja sudah memenangkan perang (saking sulitnya).
Namun wacana berkembang dgn serius. Banyak yang bercerita pengalamannya memakai power point hingga berasumsi ttg dampak power point bagi pemahaman manusia. Pro kontra pun berlanjut dalam sesi komentar, ada yg sepakat dengan ulasan di artikel dan ada pula yang tidak. Bagi mereka yang tidak sepakat mengajukan argumen bahwa Power Point hanya alat, selebihnya tergantung penggunanya. Orang yang mendesain power point secara baik tentu akan menghasilkan power point yang mencerdaskan (mudah dipahami).
Perdebatan ini sebenarnya juga sudah lama mengganggu pikiran saya. Power Point sering kali menjadikan pelajaran menjadi instan, baik oleh presenternya maupun yang audiensnya. Pengalaman dalam proses perkuliahan, tak jarang slide yang di tampilkan merupakan hasil copi paste dari internet (jujur, saya juga pernah). Demikian pula bagi siswa (mahasiswa), power point bisa menjadi alat belajar instan. Tak perlu mencatat, tak perlu membaca buku, tinggal copy file dan baca sebentar dan selesailah pelajaran. Instan bukan?
Di sisi lain, power point juga bermanfaat (khususnya bagi pembelar visual) untuk menyederhanakan sesuatu yang kompleks menjadi mudah di mengerti, entah itu melalui diagram sederhana, gambar ataupun video. Ini yang tidak di dapatkan jika hanya menjelaskan dengan media spidol dan papan tulis (apalagi mendikte).
Ya, seperti itulah tools..
Hadir untuk memudahkan, tetapi juga dapat membuat terlena dan menjadi malas..