Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail
Tampilkan postingan dengan label Resensi Buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Resensi Buku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Agustus 2018

Harari dan Hari-Hari yang Berat

Tulisan ini sesungguhnya adalah pelanggaran. Saat seharusnya saya menyelesaikan setumpuk tulisan lain yang berkaitan dengan tugas di kantor, saya malah menulis di blog ini. Pekerjaan saya memang menumpuk belakangan ini. Semua tiba-tiba seolah datang bersamaan. Di tengah kesibukan itu, saya sekali sekali melarikan diri. Menulis ini adalah salah satu bentuk pelarian selain membuka sosmed, membaca artikel artikel, novel atau buku.

Pelarian yang akan saya ceritakan kali ini adalah tentang karya Yuval Noah Harari. Saya memiliki dua buku fenomenal karya Harari, Sapiens dan Homo Deus. Orang-orang menyarankan membaca Sapiens dulu lalu Homo Deus. Saya tidak mengikuti saran itu. Saya membaca Homo Deus dan rencananya akan membaca Sapiens belakangan.

Buku ini menarik bagi saya karena saya memang selalu senang membaca tulisan yang menyajikan fakta sejarah untuk memahami masa kini dan masa depan. Itulah mengapa novel yang berkesan bagi saya selalu saja ada konteks sejarahnya seperti tetralogi buruh karya Pramudia, Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan, dan yang terbaru Laut Bercerita nya Leila S. Choduri. Buku Homo Deus ditulis dengan gaya bercerita seperti itu. Mulai dari sejarah, konteks masa kini dan proyeksi masa depan.

Harari bercerita bagaimana manusia di masa lalu kalah dengan wabah dan perang. Harari menyajikan data bagaimana wabah bisa menghabiskan lebih dari setengah populasi di sebuah negara di masa lalu. Informasi ini menarik bagi saya di tengah perdebatan tentang vaksin campak rubella. Kalau saja orang-orang membaca bagaimana wabah menghabiskan populasi di masa lalu, ide tentang vaksin akan lebih muda diterima dibandingkan ide-ide konspiratif.

Manusia saat ini adalah manusia yang berhasil mengalahkan hari-hari suram dari wabah dan perang yang berdampak buruk di masa lalu. Manusia mengembangkan vaksin serta sistem sosial yang pada akhirnya menghindarkan manusia pada penderitaan-penderitaan seperti masa lalu. Setelah melalui tahap bertahan hidup, manusia kini mencari sesuatu yang lebih dari sekedar perdamaian dan bebas dari wabah. Harari menyimpulkan bahwa kebutuhan manusia saat ini adalah untuk hidup abadi (immortal) dan bahagia. Setelah menang melawan virus, manusia mengupayakan agar hidup lebih lama. Jika memungkinkan, hidup selamanya. Untuk mencapai kebahagiaan, manusia menciptakan teknologi untuk mempermudah hidupnya.

Bagaimana sejarah akan berjalan ke depan? untuk mencapai kebahagiaan dan keabadian, manusia menciptakan biroteknologi dan artificial intelegent. Dua instrumen ini pula yang akan berpengaruh terhadap masa depan umat manusia. Bagaimana bioteknologi dan artificial intelegent berpengaruh ke masa depan akan saya ceritakan di lain waktu karena saya belum tuntas membaca bagian itu.

Lalu mengapa Homo Deus? Harari bercerita tentang perubahan cara berpikir manusia. Saat wabah belum dipahami manusia, segalanya dianggap sebagai hukuman Tuhan kepada manusia. Saat ini, saat sains sudah mampu menjawab banyak hal yang dulunya belum dipahami manusia, kepercayaan manusia terhadap Tuhan diyakini Harari sudah menghilang. Bahkan beberapa kali Harari mengutip pernyataan Nitzce bahwa "Tuhan telah Mati". Dengan obsesi manusia untuk hidup abadi dan mengontrol segala hal, manusia telah berupaya untuk menjadi Tuhan. Itulah mengapa Homo Deus dipilih menjadi judul buku ini. Dalam buku ini, Harari juga menjelaskan proses bagaimana kata-kata bisa membentuk realitas. Kata-kata yang dimaksud seperti data, teori dan dan bahkan kitab suci. Pernyataan kontroversial dari Rocky Gerung beberapa saat yang lalu tentang 'kitab suci adalah fiksi" dijelaskan lebih jauh oleh Harari. Saya akhirnya meyakini jika pernyataan Rocky Gerung terinspirasi dari Homo Deus. Saya sekaligus sedikit mengerti cara berpikir Rocky Gerung dalam hal "Ketuhanan yang Maha Esa".

Apa yang menarik selain konten sejarah yang diceritakan oleh Harari adalah gaya menulisnya. Dalam banyak bagian, dia membiarkan celah bagi saya untuk meragukan tulisannya. Seolah dia sengaja membuka lubang besar untuk dikritisi. Semua kritikan yang telah menghantui pikiran saya saat membaca di bagian awal dijawab tuntas di bagian akhir. Saya akhirnya merasa seperti sapi yang dihidungnya dipasangi rotan lalu ditarik kesana kemari sesuai kehendaknya. Tentang agama misalnya, Harari mengkritik agama karena tidak menyediakan jawaban tentang masalah teknologi yang dihadapi manusia saat ini. Menurutnya, agama hanya berdimensi masa lalu. Saya tentu saja dengan posisi defensif berpikir bahwa tafsir tentang kitab suci nyatanya selalu berkembang setiap zaman. Saya merasa Harari salah dalam hal tersebut. Lalu dibagian akhir, Harari mencontohkan bahwa pemuka agama bukan mengembangkan sesuatu dari kitab suci. Ketika dunia berkembang, para pemuka agama akan "kembali membaca ayat demi ayat dalam kitab suci dan pada akhirnya menemukan penjelasan moral tentang fenomena tersebut". Bagi saya itu adalah pukulan yang cukup telak untuk meruntuhkan sikap Defensif saya. Saya mau tidak mau harus menyetujui apa yang dituliskan oleh Harari.

Saya beruntung karena hidup dalam masyarakat religius. Saya tidak bisa membayangkan jika saya hidup dalam masyarakat sekuler. Barangkali saya akan dengan mudah menjadi ateis dengan bacaan-bacaan seperti ini. Lingkungan religius membentuk cara berpikir saya untuk keluar dari perdebatan rasional seperti itu. Jika ada pertanyaan yang belum mampu terjawab hari ini, saya yakin bukan karena Tuhan tidak ada sebagaimana diyakini Harari. Yang saya yakini dalam banyak hal, Tuhan memang tidak serta merta mampu dijelaskan oleh akal. Bukankah syarat pertama untuk menjadi Islam adalah menyatakan "tidak ada Tuhan selain Allah". Persaksian ini di mulai dari menegasikan lalu kemudian menegaskan. Homo Deus pada ahirnya saya anggap sebagai bagian dari persaksian ini.

***

Membaca Homo Deus di hari-hari yang serba berat rasanya seperti piknik melintasi zaman. Saya merasa seperti memasuki otak para pelaku sejarah yang diceritakan oleh Harari. Tak seperti pikinik ke tempat menarik yang hanya melibatkan rasa, piknik yang dipandu oleh Harari melibatkan logika, perasaan dan keyakinan. Bukankah ini piknik yang cukup menarik bagi orang-orang yang memang sedang butuh piknik?

Makassar, 14 Agustus 2018

Rabu, 24 Oktober 2012

Telaah Buku Membunuh Indonesia

Ide menulis resensi buku membunuh Indonesia tiba-tiba muncul sore ini didasari sebuah peristiwa ringan di kamar kost. Penulis secara spontan menegur teman kost karena membawa rokoknya masuk ke dalam kamar ketika ingin mengambil koran hari ini untuk dibacanya. Seketika peristiwa itu mengingatkan penulis akan sebuah buku yang pernah dibahas dalam sebuah acara Bedah Buku yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan. Acaranya meninggalkan kesan tersendiri bagi penulis selain karena temanya yang menarik juga karena pada saat itu penulis didadak menjadi panelis semalam sebelum diskusinya dimulai. Menjelang magrib tiba-tiba panitia pelaksana datang ke tempat penulis membawakan sebuah buku berjudul “Membunuh Indonesia” dan meminta kesediaan penulis menjadi salah satu panelis untuk kegiatan yang akan dilaksanakan keesokan paginya.
Berlatar kejadian menarik itu, seharusnya dapat dimengerti jika resensi buku tersebut tidak begitu baik disajikan dalam tulisan ini. Faktor lain yang membuat informasi dalam tulisan ini cukup terbatas karena penulis hanya mengandalkan ingatan atas bacaan buku tersebut mengingat buku yang dimaksud berada cukup jauh dari Jogja untuk bisa dibuka kembali.
Buku Membunuh Indonesia ini merupakan buku yang isinya tentang ekonomi politik dalam konspirasi menghancurkan kretek Indonesia. Pada bab awal digambarkan bagaimana kekuatan politik bangsa asing (red: bangsa kapitalis) “menghabisi” produksi-produksi unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, jamu dll. Media pengancur yang digunakan adalah lembaga-lembaga penelitian dan badan-badan Internasional yang mengeluarkan standar kelayakan atau kesehatan suatu obat dan makanan. Untuk lebih mempermudah pemahaman, dapat dicontohkan bagaimana produk dalam negeri biasanya dilarang beredar dipasaran jika tidak mendapat izin dari BPOM.
Produksi kelapa sawit misalnya, dihancurkan dengan publikasi hasil riset yang menyimpulkan bahwa minyak yang dihasilkan oleh kelapa sawit Indonesia mengandung kolesterol yang tinggi sehingga berbahaya bagi kesehatan. Begitu pula jamu-jamu yang diproduksi di Indonesia belum memenuhi standar higenitas. Hasil riset tersebut kemudian menyebabkan kelapa sawit dan jamu produksi Indonesia menjadi tidak laku di pasar internasional dan secara otomatis mematikan produksi-produksi lokal.
Pada bab selanjutnya dijelaskan sejarah rokok dan sejarah kretek di Indonesia. Rokok menurut sejarahnya masuk ke Indonesia pada zaman kolonial belanda. Produksi tembakau di Indonesia yang melimpah membuat VOC yang memang merupakan perusahaan dagang tertarik mengembangkan industri rokok di Indonesia. Ketersediaan bahan baku ditambah upah pekerja murah menjadi faktor utama yang mendorong terwujudnya industri rokok di Indonesia. Hasil industri tersebut awalnya dipasarkan di pasaran Internasional. Pada saat itu, warga pribumi belum dibolehkan untuk merokok sampai terjadi resesi yang mengakibatkan keterputusan akses ke pasar Internasional. Dengan produksi yang melimpah dan pasar yang kurang, akhirnya pemerintah belanda membolehkan warga pribumi untuk merokok. Pada saat itulah rokok mulai tersebar dan membudaya di sepanjang nusantara. Budaya merokok terekspresikan berbeda di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya dalam kultur masyarakat Bugis kita kenal istilah ico’ untuk sebutan terhadap rokok.
Industri rokok di Nusantara sendiri telah melalui berbagai tantangan masa resesi ekonomi dan terbukti masih bisa bertahan hidup hingga saat ini. Karena itulah WS Rendra, sang burung merak, sangat memuji Industri rokok sebagai model ideal kemandirian perekonomian di Indonesia. Betapa tidak, Industri ini mulai dari bahan baku, produsen dan konsumen semuanya ada dalam negeri. Tembakau sebagai bahan baku tersedia melimpah di Indonesia, pabrik-pabrik pembuatan rokok juga masih mampu bertahan dan terus memproduksi rokok dan ditambah lagi konsumen paling besar dari rokok itu sendiri adalah bangsa kita sendiri.
Dalam bab lain dalam buku Membunuh Indonesia diulas sejarah tentang kretek, mengapa kretek disebut sebagai rokok asli Indonesia. Kretek menjadi khas karena adanya bahan campuran selain dari tembakau yaitu cengkeh. Menurut sejarahnya, racikan rokok kretek itu tidak sengaja ditemukan oleh seorang petani. Pada mulanya petani tersebut mengalami sakit dibagian dadanya. Rasa sakitnya itu diobati dengan menggosokkan minyak cengkeh kedadanya. Walhasil, rasa sakit di dadanya berkurang. Akhirnya dia coba mengoleskan minyak cengkeh tersebut pada rokok dan dihisap asapnya sehingga sakit dadanya pun sembuh. Racikan itulah yang kemudian dikenal dengan isitilah kretek. Mengenai penamaannya sendiri mengapa disebut kretek karena kretek itu dianggap menyerupai bunyi tembakau yang trebakar, bunyinya kretek..kretek.. Dari situlah nama kretek digunakan untuk menyebut rokok yang berbahan campuran cengkeh.
Dalam perkembangan selanjutnya, rokok kretek yang berkembang di Indonesia mendapatkan pesaing baru dalam dunia bisnis rokok khususnya oleh perusahaan rokok putih yang sudah dapat digolongkan sebagai Multi National Corpration. Perebutan lahan bisnis oleh perusahaan rokok ini dinilai sudah tidak sehat. Pengusaha rokok putih yang berbasis di USA mendapat dukungan pemerintahnya melalui pembatasan peredaran rokok kretek di negaranya melalui bea pajak impor yang sangat tinggi. Berbeda halnya di Inonesia yang justru sebaliknya, tren bea impor semakin menurun. Pola persaingan lain yang dilakukan oleh pengusaha rokok putih yaitu, sebagaimana dijelaskan diawal, menggunakan legitimasi penelitian untuk menunjukkan secara ilmiah bahwa rokok kretek mempunyai kadar yang melebihi standar aman untuk dikonsumsi.
Selain rokok putih, lawan dari rokok kretek adalah kampanye anti rokok. Penelusuran yang disajikan dalam buku ini mengungkapkan perusahaan-perusahaan yang menyokong usaha-usaha publikasi kampanye bahaya merokok. Perusahaan-perusahaan yang dimaksud salah satunya adalah perusahaan yang memproduksi obat yang digunakan dalam rehabilitasi pecandu rokok. Kampanye bahaya merokok tentunya bakal merugikan perusahaan rokok dan pastinya menguntungkan perusahaan obat rehabilitasi perokok tadi.
Konteks ekonomi politik dalam pertarungan antara rokok putih dan rokok kretek dan antara perusahaan rokok dengan perusahaan obat rehabilitasi disimpulkan oleh para penulis buku Membunuh Indonesia sebagai sebuah usaha untuk mematikan perekonomian lokal Indonesia. Dampak yang digambarkan akan terjadi jika konspirasi penghancuran rokok kretek di Inodonesia terus berlanjut adalah matinya perusahaan rokok kretek Indonesia yang akan mengakibatkan ribuan pekerjanya mulai dari petani tembakau sampai buruk pabrik akan kehilangan lapangan pekerjaan. Selain itu, pemasukan negara akan berkurang besar mengingat pemasukan dari sektor pajak rokok tergolong sangat besar. Secara umum, disimpulkan bahwa mematikan usaha kretek di Indonesia berarti Membunuh Indonesia.

Telaah Kritis
Buku Membunuh Indonesia ini merupakan buku yang sangat profokatif. Hal tersebut dapat terlihat dari model penyusunan bukunya yang pada bagian awal menceritakan bagaimana produksi-produksi lokal di Indonesia dimatikan secara sistematis oleh konspirasi Intrenasional. Bagian awal inilah yang dapat menyentil sentimen Nasionalisme kita dana menjadikannya perspektif dalam membaca bagian-bagian selanjutnya. Luapan kemarahan kita kepada bangsa-bangsa atau perusahaan-perusahaan asing itulah yang menjadi landasan dalam menikamati paparan data dan sejarah yang disajikan dalam bahasan-bahasan selanjutnya.
Perlu menjadi perhatian kita bahwa emosi terkadang mereduksi akal sehat kita, menjadikan kita tidak objektif dalam melihat persoalan yang sebenarnya. Konteks itu yang coba dibangun dalam struktur buku ini. Namun sebagau bahan refleksi, patut dipertanyakan, apakah rokok sama dengan produksi-produksi Indonesia yang dipaparkan di awal pembahasan? Jawabanya sama dalam beberapa hal tetapi sangat berbeda dalam hal yang lain. Minyak kelapa sawit misalnya, dari segi perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja kita dapat mengatakan bahwa keduanya sama tetapi dalam konsteks kebutuhan akan kedua barang tersebut menjadi sangat berbeda. Minyak kelapa adalah bahan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Indikatornya adalah minyak kelapa termasuk dalam satu dari sembilan bahan pokok sedangkan rokok tidak.
Hal lain yang perlu dipikirkan kembali setelah membaca buku ini adalah pola hegemoni dalam persaingan antara rokok putih dan rokok kretek. Jika rokok putih menggunakan kekuatan publikasi hasil riset yang menguntungkannya, maka tidak menutup kemungkinan rokok kretek yang juga menggunakan metode hegemoni yang lain dengan muatan tema yang lain. Buku mempunyai potensi yang cukup hebat sebagai media sosialisasi rokok kretek dengan memanfaatkan isu ekonomi politik dan sentimentil nasionalisme.

Wallahuallam bishawab..

Catatan Ngawur [Yogyakarta, Selasa, 23 Oktober 2012]

Kamis, 07 Juni 2012

BELAJAR MENULIS_2

Makassar,28 April 2012, pukul 19.15

Seri kedua rekomendasi buku “Daripada Bete, Nulis Aja” halaman 38-40 dimaksudkan untuk melahirkan kreativitas dengan menulis bebas. Metode yang digunakan yaitu dengan focus menulis dalam jangka waktu tertentu  tanpa henti dengan menulis apa saja yang muncul dalam pikiran tentang sebuah tema atau topik. Sesekali jika terjadi kebuntuan atau tidak ada inspirasi untuk melanjutkan suatu kalimat maka disarankan untuk menulis tidak terpikir.. tidak terpikir.. tidak terpikir.. secara berulang-ulang sampai terdapat inspirasi baru. Usahakan tulisanmu tidak terputus, terus gerakkan tanganmu dan tulis apa saja. Topik yang akan ditulis bebas tergantung apa yang ada dipikiran kita, yang terpenting adalah menggerakkan pena bagi yang menulis manual atau menggerakkan jari jemari bagi yang menggunakan komputer.
Topik yang di contohkan dalam buku tersebut bagi yang sulit menentukan topic yaitu:
·         Apa yang kamu lihat hari ini? (Atau tidak kamu lihat hari ini)
·         Jika kamu punya saudara kembar, akan seperti apakah dia? (dan jika kamu punya saudara kembar, tulis seperti apa rasanya jika hanya satu-atau tiga orang bersamaan- yang terlahir?)
·         Kemana kamu akan pergi jika dapat bepergian kemana saja? Apa yang kamu lakukan disana?
Dari ketiga topik di atas, saya lebih tertarik memilih topik ketiga. Berikut ulasannya:
***
“Jika Aku Dapat Pergi Kemana Saja”
Jika aku dapat pergi kemana saja seperti pada film doraemon dan jumper maka saya akan ke… tidak terpikir.. tidak terpikir… tidak terpikir…  Disana saya akan melakukan.. tidak terpikir… tidak terpikir… Jika saya punya mesin waktunya doraemon maka saya akan pergi ke zaman purba untuk tau apa betul nabi adam itu manusia purba, saya juga akan ke zamannya Rasulullah Muhammad SAW untuk melihat tingkah lakunya beliau sehingga tidak akan ada lagi pertengkaran diantara pengikutnya.
Tapi semua itu hanyalah khayalan, dalam kehidupan nyata aku tak akan kemana-mana, aku hanya ingin terus berada disisimu..
***
Lebih lanjut dikatakan dalam buku ini, salah satu manfaat menulis bebas adalah kata-kata tampak nyata pada halaman walaupun hanya sepotong-sepotong tapi toh ternyata kita telah menghasilkan sesuatu. Langkah selanjutnya adalah memperluas tulisan bebas dan membantunya mengambil bentuk (Bagai menanbahkan air ke busa spons). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain barainstorming (curah gagasan), clustering (Pengelompokan) dan terakhir seleksi.

Brainstorming
Curah gagasan berarti membuat gagasan baru yang muncul dari tulisan tulisan kita sebelumnya.
Contoh:
Kalimat-kalimat:
-          Doraemon
-          Jumper
-          Zaman purba
-          Berada disisimu
Gagasan Baru:
-          Teknologi
-          Film
-          Zaman prasejarah
-          Charles Darwin
-          Tempat meyenangkan
Ide-ide baru ini dapat membatu dalam mengembangkan tulisan-tulisan yang akan ditambahkan kedalam tulisan sebelumnya.
Clustering
Yaitu mengembangkan tulisan dengan membuat percabangan ke berbagai arah. Untuk pengelompokan, dipilih ide utama dan dilingkari di tengah halaman baru. Selanjutnya catata semua kata yang terkait dan hubungkan dengan garis.
Contoh:


Seleksi
Yaitu mengelompokkan yang serupa dengan yang seupa, contoh:
Yang bias kemana saja
-          Jumper
-          Teknologi Doraemon dengan pintu ajaib dan mesin waktu
Kemana saja dalam dimensi waktu saya akan ke:
-          Zaman Purba
-          Zaman Nabi
Kemana saja dalam dimensi ruang:
-          Kaki gunung untuk mendaki
-          Menjadi chamber, loser atu climber
Dengan metode-metode diatas, kita telah memiliki banyak pemicu gagasan untuk ditulis.
Berikut penyempurnaan tulisan sebelumnya dengan menggunakan rekonmendasi metode diatas:

***
Jika Aku Dapat Kemana Saja
Pernyataan yang unik dan pastinya akan mengantarkan saya pada khayalan, entah itu tingkat tinggi seperti yang dikatakan Ariel Peterpan atau hanya hayalan kekanak-kanakan. Dapat kemana saja mengasosiasikan ingatan saya pada film fiksi ilmiah “Doraemon”. Kucing robot yang berasal dari abad ke XXI yang mempunya teknologi yang sangat canggih sehingga dapat mempermudah kehidupan. Film ini menarik karena setting yang digunakan adalah Jepang di Abad ke XX tetapi masih diputar sampai sekarang yang sudah berada di abad ke XXI. Uniknya karena ternyata banyak diantara teknologi yang di tampilkan pada film itu ada yang terbukti dan jauh lebih banyak yang tidak terbukti.
Yang terbukti dari teknologi doraemon tidak secara gamblang seperti yang terdapat pada filmnya tetapi dengan prinsip yang sama. Baling-baling bamboo yang merupakan alat transportasi personal yang paling sering digunakan oleh tokoh-tokoh dalam film kartun tersebut mempunyai prinsip yang sama dengan helicopter yang lazim kita lihat. Adapun yang belum terbukti salah satunya yaitu pintu kemana saja dan mesin waktu yang sekarang menjadi topic dalam tulisan ini. Dengan memiliki  kedua alat itu, kita dapat pergi kemana saja dalam dimensi ruang dan waktu. Pintu ajaib dapat membawa kita ke tempat mana saja di dunia ini sedangkan mesin waktu dapat membawa kita ke semua masa dalam skala waktu.
Salah satu film yang lain yang terasosiasi dalam pikiran sehubungan dengan kata “Pergi Kemana Saja” yaitu film berjudul “Jumper”. Di ceritakan beberapa orang dengan kemampuan khusus dapat melompat melintasi suatu dimensi ruang ke ruang yang lain. Hanya dengan kedipan mata, ia dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Tokoh utama dari film tersebut diskenariokan menjadi kaya tanpa pernah bekerja bahkan untuk sekedar membuka pintu. Jelas karena ia dapat tiba-tiba berada di dalam ruang penimpanan uang tanpa diketahui penjaga. Kemampuan yang di salah gunakan untuk mencuri.
Jika tadi otak mengasosiasikan kata tersebut dengan objek lain, maka sekarang waktunya berimajinasi jika teknologi atau kemampuan tersebut menjadi milikku. Disini saya tidak akan mengulasnya berdasarkan item teknologi atau kemampuan supra natural melainkan akan diulas berdasarkan prinsipnya yaitu dapat pergi ke tempat dan masa apa saja.
Maka mulailah saya berandai andai dalam dimensi waktu. Jika seandainya saya dapat ke masa apa saja maka masa pertama yang akan saya datangi adalah zaman prasejarah untuk mencari tau apakah benar teori “Charles Darwin” yang disimpulkan oleh kebanyakan orang dengan dalil bahwa “Manusia berasal dari kera”. Asumsi tersebut melahirkan banyak spekulasi diantaranya pernyataan “Ternyata Adam Dilahirkan”. Berada di zaman prasejarah akan mengkonfirmasi pernyataan-pernyataan atau spekulasi-spekulasi tersebut.
Masih dalam dimensi waktu, masa lain yang akan saya datangi adalah abad keenam-masa dimana Rasulullah Muhammad SAW hidup. Berada dalam zaman yang sama dengan Rasulullah, menjadi sahabat Rasulullah dan menjadi saksi hidupnya akan menjadwab semua pertentangan-pertentangan diantara berbagai aliran dalam Agama Islam. Pertentangan yang tak hanya dalam tataran perdebatan melainkan telah sampai konflik terbuka, perang saudara. Pertentangan yang akar masalahnnya hanya perbedaan informasi dan perbedaan penafsiran terhadap informasi tentang perilaku Rasulullah, baik dalam urusan ibadah maupun urusan dunia.
Dalam dimensi ruang, jika pergi kemana saja itu dimungkinkan, maka tempat yang menarik untuk saya kunjungi yaitu semua kaki gunung tetinggi di Indonesia. Dari tempat itu saya akan mulai mendaki ke puncaknya. Mungkin muncul pertanyan mengapa tidak sekalian saja langsung ke puncak gunung, mengapa hanya sampai di kaki gunung terus kemudian repot-repot mendaki gunung? Jawabannya, berada dipuncak gunung hanyalah hadiah dari proses panjang mendaki gunung. Yang terpenting bukanlah menaklukkan gunung melainkan menaklukkan diri sendiri. Medaki gunung bukan untuk mencapai puncaknya dan berfoto narsis. Medaki gunung membutuhkan tekad yang kuat disesrtai konsistensi untuk menembus batas yang kita buat sendiri. Itulah kenapa dalam motivasi diri dikenal istilah, chamber, loser dan climber.
Dalam meraih suatu impian pasti aka nada halangan dan rintangan. Kondisi inilah yang dianalogikan sebagai proses mendaki gunung. Chamber adalah tipe orang yang ketika melihat puncak gunung yang begitu tinggi, nyalinya langsung menciut dan menyatakan dirinya tak sanggup. Loser adalah tipe orang yang sementara mendaki gunung tetapi menyerah ditengah jalan. Sedangkan Climber adalah tipe orang yang berhasil menaklukkan gunung hingga mencapai puncaknya. Itulah mengapa kaki gunung menjadi tempat yang paling ingin saya kunjungi. Berada di kaki gunung dan melihat puncak gunung berarti menantang diri dan keyakinan untuk mundur, maju setengah jalan atau menaklukkan gunung.
Begitulah khayalan-khayalan kekanak-kanakan yang muncul dalam pikiran saya menanggapi penggalan kata “Jika Aku Dapat Kemana Saja”. Khayalan yang hamper pasti tidak dapat terealisasikan. Khayalan yang tidak dibarengi kemampuan untuk merealisasikannya. Karena ruang dan waktu hanya milik-Nya dan kita hanya mengisi ruang dan waktu yang diciptakannya untuk kita.
Mengakhiri tulisan ini, saya tuliskan dengan sepenuh hati sebuah kahayalan tinggkat tinggi. Hayalan yang berada satu disisi mata uang dengan realitas  disisi lainnya. Karena Tuhan menambatkan satu hati kehati lainnya tentu tetap dengan sebebas-bebasnya kehendak kita untuk mengaminkannya.
Jika aku dapat kemana saja
aku hanya ingin berada disisimu
menjadi penghuni hatimu yang kekal
Jika aku dapat melitasi dimensi waktu
Aku akan menyerahkan masa lalu, masa sekarang dan masa depanku
Hanya kepadamu, bersamamu dalam keabadian
Jikapun harus terpisah
hanya keabadian pula yang memisahkan kita

***



Sabtu, 28 April 2012

Belajar Menulis 1

Makassar, Rabu, 25 April 2012, pukul 19.27
  
BELAJAR MENULIS

Tulisan ini merupakan tulisan awal dari proses belajar menulis yang mengikuti rekomendasi penulisan dari buku “daripada bĂȘte, nulis aja!” karya Caryn Mirriam-Golberg, Ph.D halaman 33-34. Isi tulisan merupakan jawaban dari beberapa pertanyan yang diajukan dalam buku ini sebagai pintu masuk menuju langkah pertama menulis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk menuntun penulisan yaitu:
-          Mengapa kamu ingin menulis?
-          Apakah kamu menganggap dirimu penulis? Mengapa ya, mengapa tidak?
-          Mengapa menulis itu penting?
-          Manfaat apa yang kamu dapatkan dan kamu harapkan dari menulis?
-          Apa yang kamu dapatkan dari menulis? Apa yang telah dilakukannya untukmu?
-          Apa yang paling ingin kamu tulis?

Saya mencoba menjawab pertanyaan tersebut tidak dengan merunut satu-persatu pertanyaan tetapi langsung membuatnya dalam sebuah tulisan secara acak. Maksudnya, setiap pertanyaan yang jawabanyannya hampir sama akan dijawab sekaligus meskipun itu tidak berurutan.
***
Saya ingin belajar menulis karena menulis merupakan investasi jangka panjang. Maksudnya adalah dengan menulis kita bisa memperpanjang usia bahkan melampaui masa hidup kita. Seperti tokoh-tokoh yang hidup di zaman yunani kuno ribuan tahun sebelum masehi misalnya Plato, Aristoteles, Socrates dll; pemikiran mereka masih hidup dan mewarnai zaman kita. Dengan kata lain, menulis merupakan gerbang menuju keabadian.
Begitu pentingnya tulisan sehingga menjadi penanda antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah. Zaman prasejarah merupakan zaman dimana manusia belum mengenal tulisan sedangkan zaman sejarah berlangsung saat manusia mulai mengenal tulisan dan menulis sejarahnya. Selanjutnya sejarah merekam perkembangan dari masa ke masa sehingga manusia tidak lagi perlu mencari dari awal tentang sebuah ilmu atau sekedar pengetahuan. Kita tidak lagi perlu mencari tau bagaimana cara membuat lampu karena telah ada tulisan dari Thomas Alfa Edison mengenai penemuannya tersebut sehingga kita tinggal mengembangkan lampu itu menjadi sesuatu yang baru.
Sepenggal ulasan diatas jelas menunjukkan bahwa saya belum dapat digolongkan sebagai seorang penulis profesional. Seorang pembaca awam pun pasti dengan mudahnya mengiyakan bahwa tulisan diatas masih lebih tepat digolongkan sebagai celotehan belaka tanpa memberikan pengetahuan baru yang berarti bagi pembaca. Namun demikian, kesepakatan dari pembaca tidak lantas menjadi penghalang tapi justru menjadi penyemangat untuk terus belajar menulis. Karena bahkan messi pun tidak langsung terlahir sebagai pemain terbaik dunia tetapi terlebih dahulu jatuh bangun luka-luka belajar lika liku menendang bola. Sebagaimana halnya karya besar sekelas La Galigo atau Mahabrata pun diawali dari sebuah titik yang dalam kondisi tertentu hanya dianggap tak lebih dari noda.
Kemampuan menulis khususnya tulisan ilmiah sering diidentikkan dengan penggunaan kedua belahan otak. Menulis merupakan penggabungan antara berpikir logis yang merupakan domain otak kiri dengan berkreasi yang merupakan domain otak kanan. Dengan demikian, berlatih menulis secara tidak langsung juga melatih perkembangan otak kiri dan otak kanan sekaligus juga koordinasi diantara kedua belahan otak tersebut. Menulis merupakan proses merangkai pengetahuan yang sudah ada dalam memori menjadi sebuah kreasi kata dalam bentuk tertulis. Kualitas sebuah tulisan ditentukan oleh kualitas pengetahuan yang akan dirangkaikan. Bermimpi, berharap atau bercita-cita menjadi penulis professional berarti bersedia mengawalinya dengan pencarian pengetahuan yang memadai tentang bidang atau hal yang akan ditulis. Ini dapat dianalogikan sambil berenang minum air makan ikan. Sambil belajar menulis, kita sekaligus melatih kemampuan otak dan memotivasi diri untuk belajar lebih banyak.
Menulis adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dengan pengetahuan. Jika seluruh pepohonan dijadikan pulpen dan seluruh lautan dijadikan tintanya maka itu belum cukup untuk menuliskan semua pengetahuan yang ada di dunia ini. Luasnya pengetahuan berarti pula luasnya bidang atau hal yang dapat ditulis. Mustahil bagi seseorang untuk mengetahui segala pengetahuan berarti juga mustahil bagi sesorang untuk dapat menulis segala hal. Untuk itu, fokus dalam satu bidang merupakan langkah yang terbaik untuk mulai menulis.
Ilmu pemerintahan merupakan salah satu bidang yang menarik untuk menjadi bahan tulisan. Ilmu pemerintahan merupakan ilmu yang masih kontroversial dikalangan pakar ilmu kenegaraan. Ilmu pemerintahan masih belum mapan sebagai sebuah bidang ilmu. Ini merupakan peluang besar untuk melibatkan diri dalam pencarian jati diri keilmuan dari ilmu pemerintahan karena masih banyak hal untuk dicari dan ditulis. Akan lebih menarik mencari pengetahuan baru ketimbang sekedar mempelajari yang sudah mapan.
***
Sebagai evaluasi atas tulisan yang dibuat, dalam buku tersebut disiapkan pertanyaan evaluatif “Kejutan apa yang kamu temukan?”. Pertanyaan ini mengevaluasi perasaan saat menulis sampai tulisan selesai. Dari tipenya, jika diklasivikasikan berdasarkan pertanyaan dalam penelitian, pertanyaan ini merupakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup karena sudah diarahkan bahwa penulis akan merasakan keterkejutan pada saat selesai menulis sedangkan pertanyaan terbuka menanyakan perasaan terkejut apa yang ditemukan.
Benar saja bahwa penulis merasa terkejut bahwa ternyata pertanyaan sederhana ternyata dapat dikembangkan kemana-mana sehingga yang paling penting ada perasaan bahwa “menulis bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan”.

***Silahkan Mencoba!!!!!***
 
 
Blogger Templates