Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 14 Mei 2014

Multiple Effect Jimpitan Ronda

inovasi pemerintahan
gambar: Jimpitan Ronda di Rumah Warga

Minggu, 11 Mei 2014, sekitar pukul 9 pagi terdengar pengumuman dari mesjid di sekitar rumah. Karena pengumumannya menggunakan bahasa Jawa maka hanya sebagian informasi saja yang saya mengerti. Intinya akan dilaksanakan kerja bakti. Hari itu, untuk pertama kalinya saya ikut kerja bakti bersama warga sejak setahun lebih bermukim di daerah tersebut. Masyarakat melakukan kerja bakti perbaikan jalan. Pada saat itu saya sempat bercerita dengan salah seorang warga mengenai banyak hal, namun yang paling menarik adalah mengenai pembiayaan perbaikan jalan.
Sumber dana sebagian perbaikan jalan yaitu dari hasil saweran yang dikenal dengan istilah “jimpitan ronda”. Sebagian lainnya merupakan sumbangan warga berupa bahan material seperti pasir dan semen. Tidak hanya itu, ibu-ibu di sekitar lokasi kerja bakti juga secara bergantian mengantarkan makanan dan minuman. Bapak-bapak dan beberapa orang pemuda secara ikhlas bekerja memperbaiki jalan yang rusak.
Jimpitan Ronda menurut warga setempat memiliki makna saweran atau patungan. Di setiap rumah warga di RT 03 RW 19 Gamping Kidul Kecamatan Gamping Sleman DIY terdapat potongan botol plastik yang terpasang di depan rumah atau di pagar. Potongan botol tersebut merupakan tempat menaruh uang recehan yang diambil setiap malam oleh petugas ronda keliling. Di bawahnya ada potongan kertas panjang untuk mencatat besaran uang receh setiap hari selama sebulan.
Setiap malam, petugas ronda berkeliling dari rumah ke rumah untuk mengambil uang receh di tempat yang telah disediakan. Metode seperti ini juga bermanfaat untuk memastikan petugas ronda berkeliling (patroli) setiap malam. Setiap warga menyumbang minimal Rp 200,- setiap malam sehingga diperkirakan terkumpul uang sebesar Rp 20.000,-. Dalam sebulan terkumpul uang kurang lebih Rp 600.000,-. Dalam setahun, dapat terkumpul uang sebesar Rp 7.200.000,-. Uang tersebut menjadi kas RT setiap tahunnya. Uang yang terkumpul kemudian dimusyawarahkan penggunaannya. Berdasarkan informasi dari warga, semua jalan yang berada di kawasan RT setempat dibangun dengan menggunakan dana swadaya. Pemerintah setempat hanya memberikan anggaran dana gotong royong sebesar Rp 4.000.000,- sementara pada saat pembuatan jalan menghabiskan dana sekitar Rp. 20.000.000,-.
Hal yang penting untuk dicatat adalah bagaimana jimpitan ronda ini mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari warga RT 03 RW 19. Paling tidak ada beberapa manfaat dari Jimpitan Ronda yaitu: pertama, memastikan petugas ronda agar selalu berkeliling setiap malam di rumah-rumah warga. Hal ini berdampak dalam bidang keamanan. Kedua, aktivitas ronda yang dilakukan secara bersama-sama dapat menumbuhkan solidaritas antar warga. Ketiga, dana kas RT yang terkumpul digunakan untuk memperbaiki infrastruktur sehingga masyarakat lebih nyaman beraktivitas. Keempat, dana hasil saweran warga menjadi stimulan bagi sumbangan-sumbangan yang lain (baik dari warga maupun dari pemerintah) dalam membangun lingkungannya sendiri. Pada akhirnya, sistem jimpitan ronda ini dapat dilihat sebagai salah satu bentuk nyata dari demokrasi khususnya dalam level komunitas. Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat tampak jelas dalam sistem ini. Untuk itu, tidak berlebihan kiranya jika disarankan agar sistem dapat diterapkan di daerah lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates